Musi Rawas, Silamparipos, – PT Pertamina EP (PEP) Pendopo Field bersama masyarakat Desa Sukakarya, Kecamatan STL Ulu Trawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, melaksanakan seremonial penanaman 2.000 pohon pinang jenis betara, pada Kamis (05/09). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan berkontribusi terhadap keberlanjutan ekosistem di wilayah tersebut. Kegiatan ini dihadiri oleh Camat STL Ulu Terawas, OPD Kabupaten Musi Rawas yakni Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pertanian, Dinas Perhutanan dan Perkebunan, Dinas Lingkungan Hidup hingga Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah XIII serta Kepala Desa Sukakarya.Senior Manager Pendopo Field, I Wayan Sumerta, dalam sambutannya menekankan kolaborasi melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs yakni tujuan 13 Tentang Penanganan Perubahan Iklim dan tujuan 15 Tentang Keberlanjutan Ekosistem Darat, yang dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip akuntabilitas, terintegritas, terarah, dan terukur dampaknya.
“Penanaman pohon pinang betara ini merupakan investasi pohon yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas yaitu udara yang lebih bersih, mengurangi dampak pemanasan global, menyerap polusi, menjawab isu dekarbonasi, serta terdapat manfaat lebih, yaitu bermanfaat secara ekonomi,” ujar Wayan.
Kegiatan Ini Juga dalam rangka PT Pertamina EP (PEP) Pendopo Field untuk Mewujudkan partisipasi program penghijauan yang mempunyai nilai tambah bagi masyarakat.
Selain kegiatan penanaman pohon juga diadakan juga workshop pemanfaatan buah pinang sebagai bahan anti korosif, berkolaborasi dengan Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada. Prof. Nuryono, ketua tim peneliti, menjelaskan bahwa riset menunjukkan biji pinang mengandung senyawa tannin yang bermanfaat untuk industri. Workshop ini diikuti anggota kelompok KWT Melati dan Petani Desa Sukakarya yang belajar tentang pengolahan biji pinang sebagai zat inhibitor antikorosi, serta manfaatnya untuk mengurangi dampak zat besi pada tanaman padi.
“Terdapat senyawa kimia polifenol yang bersifat polar dan berwarna kecoklatan. Pengujian dilakukan dengan dua metode yaitu uji kualitatif dilakukan dengan penetesan larutan feri klorida 1% pada ekstrak tannin dan uji kuantitatif untuk menentukan kadar senyawa tannin dalam ekstrak dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasilnya bahwa biji buah pinang memiliki kandungan tannin,” jelas Prof. Nuryono.
Edi Cahyono, KPH Wilayah XIII, menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya rutinitas, tetapi juga upaya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Ia mengapresiasi PEP Pendopo Field atas dukungannya dalam pelestarian lingkungan. “Atas nama pemerintah dan masyarakat sekitar Bukit Cogong Lestari, saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada PEP Pendopo Field yang telah membantu masyarakat di sekitar Bukit Cogong Lestari dalam upaya pelestarian lingkungan yang akan memberikan manfaat keuntungan secara ekonomi, kesehatan, dan kualitas hidup masyarakat,” ujar Edi Cahyono.(Ril)